ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BPK ”SW” KHUSUSNYA PADA ANK ”WD” DENGAN GASTRITIS DI BANJAR SAKENAN BALERAN TABANAN TANGGAL 15 MARET 2011
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Maret 2011 pukul 13.00WITA sampai pukul 14.00 WITA dirumah keluarga Bpk “SW” di Banjar Sakenan Baleran Tabanan. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik keluarga Bpk “SW”. Data yang dikumpulkan meliputi:
I. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
1. Nama KK : SW
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 50Tahun
4. Agama : Hindu
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat dan No. Telepon : Banjar Sakenan Baleran Tabanan
b. Komposisi Anggota Keluarga
Komposisi keluarga Bpk “SW” di Banjar Sakenan Baleran Tabanan
No Nama Umur Sex Hub. Dgn KK Pendidiakn Ket
1. SK 43thn Pr Istri SMA Sehat
2. KG 70 thn Pr Bibi SD Sehat
3. SR 53 thn Pr Kakak kandung SD Sehat
4. WD 16 thn Pr Anak kandung SMA kelas 2 Sakit
5. TM 6 thn Pr Anak kandung SD kelas 1 Sehat
c. Genogram
Ibu KG 70 th sehat
Ibu SR Bapak SW 50 th sehat Ibu sk 43 th 53 th sehat sehat
Anak WD 16 th sakit Ank TM 6 th
Sehat
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien Teridentifikasi
: Menikah
: Tinggal Serumah
: Anak
: Meninggal
d. Tipe, Bentuk Keluarga
Keluarga bapak ”SW” termasuk tipe keluarga Besar (Extended Family) yang terdiri dari ayah, ibu, anak, cucu, kakek dan nenek.
e. Suku bangsa :
Keluarga Bpk SW merupakan keluarga suku Bali, bahasa yang digunakan sehari-hari Bahasa Bali tidak ada kebiasaan keluarga yang dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
f. Agama :
Keluarga Bpk SW beragama Hindu dan seluruh anggota keluarganya melaksanakan kegiatan sembahyang pada sore hari.
g. Status sosial ekonomi keluarga:
Penghasilan keluarga Bpk SW diperoleh dari hasil berdagang nasi oleh Bpk SW dan Ibu Sk dan juga dari gaji Ibu SR yang bekerja sebagai karyawati di sebuah took baju di Pasar. Penghasilan yang didapat rata-rata sebulan sebesar Rp. 1.800.000 ,-. yang dipergunakan untuk bayar listrik dan air Rp 200.000,-/ bulan, transport/ jajan sekolah/ bayar sekolah anak WD dan anak TM, keperluan makan sehari-hari. Keluarga tidak mempunyai tabungan khusus untuk kesehatan, tiap bulannya keluarga menabung sebesar Rp.300.000,-.Barang yang dimiliki keluarga di rumah seperti kompor minyak, kipas angin, kulkas, seterika, televisi 14 inchi, 1 buah motor.
h. Aktivitas rekreasi keluarga:
Keluarga jarang pergi ke tempat rekreasi secara bersama.Biasanya keluarga Bapak SW menyisakan sedikit waktu pada malam hari untuk bercakap-cakap dengan seluruh anggota keluarga.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Tahap perkembangan keluarga Bpk SW saat ini termasuk keluarga dengan anak remaja, tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja seperti:
a. Mempertahankan pola komunikasi, keluarga Bpk SW mempunyai 1 anak remaja putrid dan 1 anak yang berumur 6 tahun. Pola komunikasi pada keluarga SW terbuka. Anak WD selalu menceritakan permasalahan yang dihadapinya kepada orang tua.
b. Memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, keluarga Bpk SW menerapkan keseimbangan antara kebebasan yang diberikan dengan tanggung jawab masing-masing. Ibu SK sudah memberikan pembagian tugas dengan anak WD dalam melakukan kegiatan mencuci baju, menyeterika, memasak, menyapu.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Karena sibuk mencari nafkah keluarga bpk SW tidak sempat memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3. Riwayat keluarga inti
Bpk SW dan ibu SK menikah sudah 16 tahun yang lalu, perkawinannya direstui oleh kedua orang tua masing-masing. Ibu SK merupakan pilihan sendiri dan tidak dijodohkan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua pihak Bpk SW dan ibu SK tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai, tidak pemabuk dan tidak penjudi. Orang tua Bpk SW(Bpk SM) meninggal karena penyakit ginjal. Sedangkan kedua orang tua dari ibu SK meninggal karena hipertensi.
C.LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Rumah yang dihuni Bpk SW merupakan rumah tetap , berukuran 276 m2 terdiri dari teras rumah, ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 bale tempat dilakukannya upacara agama, dapur, kamar mandi dan WC. Jarak dengan septic tank lebih dari 15 meter, kondisi WC bersih dengan model WC leher angsa. Lantai terbuat dari keramik, rumah permanen, sirkulasi udara diperoleh dari jendela rumah . Kebersihan rumah baik, air minum sehari-hari diperoleh dari air PDAM dengan kondisi air bersih yang biasanya digunakan keluarga untuk mandi dan mencuci semua perabot keluarga.
Denah rumah
Keterangan gambar :
1. Teras rumah
2. Kamar tidur
3. Ruang tamu
4. Merajan
5. Bale tempat upacara agama
6. Dapur
7. Kamar mandi dan WC
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Bpk Sw tinggal di lingkungan yang berpenduduk padat, mayoritas penduduknya bersuku Bali, rata-rata pedagang. Lingkungan tetangga cukup akrab dan saling menolong bila ada kesusahan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Rumah yang ditempati oleh keluarga Bapak SW adalah rumah tetap keturunan keluarga Bapak SW. Jarak dari rumah Bapak SW ke jalan raya ± 300 M. Bila menuju tempat berjualan Bapak SW dan Ibu SK menumpang angkot. Sedangkan motor yang dimiliki digunakan oleh anak WD ke sekolah dan digunakan untuk mengantar anak TM kesekolah. Ibu SR berjalan kaki menuju pasar tempatnya bekerja. Jarak pasar ke rumah keluarga Bapak SW ± 1KM.
4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat
Ibu SK aktif mengikuti perkumpulan, setiap 1 bulan sekali Ibu SK mengikuti kegiatan arisan yang diadakan oleh ibu PKK. Bapak SW tidak ada mengikuti kegiatan perkumpulan di lingkungan tempat tinggalnya. Anak WD mengikuti perkumpulan muda-mudi di banjarnya. Ibu SR dan Ibu KG tidak aktif mengikuti perkumpulan di lingkungan tempat tinggalnya.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Bpk SW bila ada masalah keluarga termasuk masalah keuangan, biasanya meminjam uang dari koperasi.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari, pola komunikasi keluarga terbuka antara anak dan orang tua. Apabila ada masalah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga akan mencari jalan keluar dari masalah tersebut secara bersama-sama.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kaluarga Bpk SW saling mendukung satu dengan lainnya, respon keluarga bila ada anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama. Bila ada anggota keluarga yang sakit, diusahakan untuk berobat dan mendapatkan perawatan semampu keluarga sampai membaik.
3. Struktur peran
Bpk SW sebagai kepala keluarga, pencari nafkah yang membantu Ibu Sk berjualan. Ibu SK sebagai pengasuh anak, pengatur rumah tangga, dan juga mencari nafkah dengan berjualan. Anak WD sebagai anak sekolah yang menginjak usia remaja, tidak pernah melakukan kegiatan yang merugikan keluarga dan orang lain, berperan membantu kegiatan sehari-hari keluarga seperti menyeterika pakaian, menyapu dan mencuci pakaian. Anak TM sebagai anak sekolah yang duduk di bangku kelas 1 berperan sebagai anak dan juga adik. Anak TM biasanya membantu anak WD menyapu lantai. Ibu KG merupakan orang tua dari Bpk SW yang juga berperan sebagai seorang nenek bagi 2 orang cucu. Ibu SR merupakan kakak kandung dari bapak SW yang juga berperan sebagai bibi untuk kedua orang anak Bapak SW dan juga berperan sebagai kakak ipar dari Ibu SK.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti melakukan kegiatan persembahyangan di sore hari. Bila akan pulang terlambat harus memberitahu dulu kepada orang tua, pada malam hari tidak boleh berada di luar rumah diatas jam 22.00.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Respon keluarga sangat bangga bila ada anggota keluarga yang berhasil dan keluarga sangat sedih bila ada anggota keluarga yang meninggal, sakit atau kehilangan.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Bpk SW membiasakan anak-anaknya bermain dengan teman-teman tetangganya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Ibu SK mengatakan anak WD mengalami gastritis sejak 3 bulan yang lalu. Anak WD
mengatakan merasa mual dan terkadang sampai muntah jika terlambat makan. Terkadang juga anak WD sampai merasakan sakit pada perut bagian atas. Ibu SK mengatakan anak WD sangat senang makan makanan yang pedas dan asam. Keluarga bpk SW belum pernah memeriksakan anak WD ke pelayanan kesehatan terkait gastritis yang diderita anak WD. Anak Wd terkadang mengkonsumsi obat untuk gastritis yang dijual secara bebas dipasaran. Keluarga bapak SW mengatakan tidak mengetahui tentang penyebab gastritis, tanda dan gejala gastritis, serta bagaimana pengobatan gastritis. Pada saat pengkajian anak WD tampak mual, muntah dan wajah meringis menahan rasa sakit.
Menurut ibu SK, anggota keluarga Bpk SW khususnya pada anak WD dan TM terkadang tidur siang jam 14.00-15.30, tidur malam rata-rata jam 22.00 sampai jam 05.00 pagi. Kebiasaan makan keluarga sehari-hari nasi, lauk pauk , sayur dan buah kadang-kadang. Yang difikirkan ibu SK saat ini terkait biaya sekolah anak WD dan anak TM.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga
Stressor jangka pendek yang dirasakan ibu SK bersumber pada masalah keuangan keluarga seperti biaya sekolah anak WD dan anak TM yang masih sekolah di SMA dan SD. Tetapi kondisi ini tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari keluarga. Sedangkan stressor jangka panjang yang dialami ibu SK seperti cemas karena anak WD sakit.
2. Respon terhadap stressor
Upaya ibu SK dalam mengatasi stress biasanya dengan cara menghibur sendiri dengan aktif mengikuti arisan , pasrah dan memperbanyak berdoa dan saling komunikasi dengan keluarga yang lain. Hasil yang diperoleh ibu SK merasa sedikit terobati setelah berdoa dan sembahyang.
3. Strategi koping yang digunakan
Kalau tidak menemukan jalan keluar, baiasanya keluarga berkomunikasi dengan tetangga dan saudara-saudaranya untuk mengurangi beban yang dideritanya. Biasanya keluarga merasa nyaman setelah berkomunikasi dan curhat dengan tetangga yang mempunyai nasib yang sama.
4. Strategi adaptasi yang disfungsional
Dari hasil pengkajian, tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga dalam mengatasi masalah secara maladaptif.
H. HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang terjadi pada anak WD dan berharap tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan pada anak WD.
II. ANALISIS DATA
Analisis masalah keperawatan keluarga Bpk SW
NO DATA Diagnosis Keperawatan
1 DS : Keluarga mengatakan anak WD mengalami gastritis sejak 3 bulan yang lalu.
Anak WD mengatakan bila gastritisnya kambuh anak WD merasa mual dan terkadang sampai muntah dan juga merasakan nyeri pada bagian atas perut.
Keluarga mengatakan tidak pernah memeriksakan kondisi anak WD ke pelayanan kesehatan.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang penyebab, tanda gejala dan akibat serta pengobatan gastritis.
DO: Pada saat dilakukan pengkajian anak WD tampak mual dan muntah, wajah meringis dengan skala nyeri 3 dari rentang skala 1-10.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bpk SW khususnya anak WD berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gastritis sebagai akibat mual dan muntah.
Gangguan rasa nyaman, nyeri perut pada keluarga Bpk SW khususnya anak WD berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri perut sebagai akibat mukosa lambung yang teriritasi.
PENAPISAN MASALAH
1 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
KRITERIA NILAI SKOR PEMBENARAN
Sifat masalah: actual 3/3 x 1 1 Jika gastritis anak WD kambuh anak WD merasakan mual dan terkadang sampai muntah
Kemungkinan masalah untuk diubah : sebagian ½ x 2 1 Anak WD suka makan makanan yang pedas dan asam.
Potensi masalah dapat dicegah: cukup 2/3 x 1 2/3 Anak WD merasakan mual saat gastritisnya kambuh. Keluarga tidak tahu penyebab, akibat dan perawatan sehingga perlu pemberian informasi tentang perawatan gastritis
Menonjolnya masalah : masalah ada tapi tidak perlu segera ditangani ½ x 1 ½ Keluarga mengatakan belum pernah membawa dan memeriksakan kondisi anak WD ke pelayanan kesehatan.
TOTAL SKOR 3 1/6
2. Gangguan rasa nyaman, nyeri perut
KRITERIA NILAI SKOR PEMBENARAN
Sifat masalah: actual 3/3/x 1 1 Jika gastritis anak WD kambuh anak WD merasakan sakit pada perut bagian atas
Kemungkinan masalah untuk diubah : sebagian ½ x 2 1 Anak WD suka makan makanan yang pedas dan asam.
Potensi masalah dapat dicegah: cukup 2/3 x 1 2/3 Anak WD merasakan nyeri pada perut bagian atas saat gastritisnya kambuh. Keluarga tidak tahu penyebab, akibat dan perawatan sehingga perlu pemberian informasi tentang perawatan gastritis
Menonjolnya masalah : masalah tidak dirasakan 1/2 x 1 1/2 Keluarga mengatakan belum pernah membawa dan memeriksakan kondisi anak WD ke pelayanan kesehatan.
TOTAL SKOR 3 1/6
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bpk SW khususnya anak WD berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gastritis sebagai akibat mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman, nyeri perut pada keluarga Bpk SW khususnya anak WD berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri perut sebagai akibat mukosa lambung yang teriritasi.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BPK ”SW” KHUSUSNYA PADA ANK ”WD” DENGAN GASTRITIS DI BANJAR SAKENAN BALERAN TABANAN TANGGAL 15 MARET 2011
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Maret 2011 pukul 13.00WITA sampai pukul 14.00 WITA dirumah keluarga Bpk “SW” di Banjar Sakenan Baleran Tabanan. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik keluarga Bpk “SW”. Data yang dikumpulkan meliputi:
I. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
1. Nama KK : SW
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 50Tahun
4. Agama : Hindu
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat dan No. Telepon : Banjar Sakenan Baleran Tabanan
b. Komposisi Anggota Keluarga
Komposisi keluarga Bpk “SW” di Banjar Sakenan Baleran Tabanan
No Nama Umur Sex Hub. Dgn KK Pendidiakn Ket
1. SK 43thn Pr Istri SMA Sehat
2. KG 70 thn Pr Bibi SD Sehat
3. SR 53 thn Pr Kakak kandung SD Sehat
4. WD 16 thn Pr Anak kandung SMA kelas 2 Sakit
5. TM 6 thn Pr Anak kandung SD kelas 1 Sehat
c. Genogram
Ibu KG 70 th sehat
Ibu SR Bapak SW 50 th sehat Ibu sk 43 th 53 th sehat sehat
Anak WD 16 th sakit Ank TM 6 th
Sehat
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien Teridentifikasi
: Menikah
: Tinggal Serumah
: Anak
: Meninggal
d. Tipe, Bentuk Keluarga
Keluarga bapak ”SW” termasuk tipe keluarga Besar (Extended Family) yang terdiri dari ayah, ibu, anak, cucu, kakek dan nenek.
e. Suku bangsa :
Keluarga Bpk SW merupakan keluarga suku Bali, bahasa yang digunakan sehari-hari Bahasa Bali tidak ada kebiasaan keluarga yang dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
f. Agama :
Keluarga Bpk SW beragama Hindu dan seluruh anggota keluarganya melaksanakan kegiatan sembahyang pada sore hari.
g. Status sosial ekonomi keluarga:
Penghasilan keluarga Bpk SW diperoleh dari hasil berdagang nasi oleh Bpk SW dan Ibu Sk dan juga dari gaji Ibu SR yang bekerja sebagai karyawati di sebuah took baju di Pasar. Penghasilan yang didapat rata-rata sebulan sebesar Rp. 1.800.000 ,-. yang dipergunakan untuk bayar listrik dan air Rp 200.000,-/ bulan, transport/ jajan sekolah/ bayar sekolah anak WD dan anak TM, keperluan makan sehari-hari. Keluarga tidak mempunyai tabungan khusus untuk kesehatan, tiap bulannya keluarga menabung sebesar Rp.300.000,-.Barang yang dimiliki keluarga di rumah seperti kompor minyak, kipas angin, kulkas, seterika, televisi 14 inchi, 1 buah motor.
h. Aktivitas rekreasi keluarga:
Keluarga jarang pergi ke tempat rekreasi secara bersama.Biasanya keluarga Bapak SW menyisakan sedikit waktu pada malam hari untuk bercakap-cakap dengan seluruh anggota keluarga.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Tahap perkembangan keluarga Bpk SW saat ini termasuk keluarga dengan anak remaja, tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja seperti:
a. Mempertahankan pola komunikasi, keluarga Bpk SW mempunyai 1 anak remaja putrid dan 1 anak yang berumur 6 tahun. Pola komunikasi pada keluarga SW terbuka. Anak WD selalu menceritakan permasalahan yang dihadapinya kepada orang tua.
b. Memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, keluarga Bpk SW menerapkan keseimbangan antara kebebasan yang diberikan dengan tanggung jawab masing-masing. Ibu SK sudah memberikan pembagian tugas dengan anak WD dalam melakukan kegiatan mencuci baju, menyeterika, memasak, menyapu.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Karena sibuk mencari nafkah keluarga bpk SW tidak sempat memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3. Riwayat keluarga inti
Bpk SW dan ibu SK menikah sudah 16 tahun yang lalu, perkawinannya direstui oleh kedua orang tua masing-masing. Ibu SK merupakan pilihan sendiri dan tidak dijodohkan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua pihak Bpk SW dan ibu SK tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai, tidak pemabuk dan tidak penjudi. Orang tua Bpk SW(Bpk SM) meninggal karena penyakit ginjal. Sedangkan kedua orang tua dari ibu SK meninggal karena hipertensi.
C.LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Rumah yang dihuni Bpk SW merupakan rumah tetap , berukuran 276 m2 terdiri dari teras rumah, ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 bale tempat dilakukannya upacara agama, dapur, kamar mandi dan WC. Jarak dengan septic tank lebih dari 15 meter, kondisi WC bersih dengan model WC leher angsa. Lantai terbuat dari keramik, rumah permanen, sirkulasi udara diperoleh dari jendela rumah . Kebersihan rumah baik, air minum sehari-hari diperoleh dari air PDAM dengan kondisi air bersih yang biasanya digunakan keluarga untuk mandi dan mencuci semua perabot keluarga.
Denah rumah
Keterangan gambar :
1. Teras rumah
2. Kamar tidur
3. Ruang tamu
4. Merajan
5. Bale tempat upacara agama
6. Dapur
7. Kamar mandi dan WC
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Bpk Sw tinggal di lingkungan yang berpenduduk padat, mayoritas penduduknya bersuku Bali, rata-rata pedagang. Lingkungan tetangga cukup akrab dan saling menolong bila ada kesusahan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Rumah yang ditempati oleh keluarga Bapak SW adalah rumah tetap keturunan keluarga Bapak SW. Jarak dari rumah Bapak SW ke jalan raya ± 300 M. Bila menuju tempat berjualan Bapak SW dan Ibu SK menumpang angkot. Sedangkan motor yang dimiliki digunakan oleh anak WD ke sekolah dan digunakan untuk mengantar anak TM kesekolah. Ibu SR berjalan kaki menuju pasar tempatnya bekerja. Jarak pasar ke rumah keluarga Bapak SW ± 1KM.
4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat
Ibu SK aktif mengikuti perkumpulan, setiap 1 bulan sekali Ibu SK mengikuti kegiatan arisan yang diadakan oleh ibu PKK. Bapak SW tidak ada mengikuti kegiatan perkumpulan di lingkungan tempat tinggalnya. Anak WD mengikuti perkumpulan muda-mudi di banjarnya. Ibu SR dan Ibu KG tidak aktif mengikuti perkumpulan di lingkungan tempat tinggalnya.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Bpk SW bila ada masalah keluarga termasuk masalah keuangan, biasanya meminjam uang dari koperasi.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari, pola komunikasi keluarga terbuka antara anak dan orang tua. Apabila ada masalah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga akan mencari jalan keluar dari masalah tersebut secara bersama-sama.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kaluarga Bpk SW saling mendukung satu dengan lainnya, respon keluarga bila ada anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama. Bila ada anggota keluarga yang sakit, diusahakan untuk berobat dan mendapatkan perawatan semampu keluarga sampai membaik.
3. Struktur peran
Bpk SW sebagai kepala keluarga, pencari nafkah yang membantu Ibu Sk berjualan. Ibu SK sebagai pengasuh anak, pengatur rumah tangga, dan juga mencari nafkah dengan berjualan. Anak WD sebagai anak sekolah yang menginjak usia remaja, tidak pernah melakukan kegiatan yang merugikan keluarga dan orang lain, berperan membantu kegiatan sehari-hari keluarga seperti menyeterika pakaian, menyapu dan mencuci pakaian. Anak TM sebagai anak sekolah yang duduk di bangku kelas 1 berperan sebagai anak dan juga adik. Anak TM biasanya membantu anak WD menyapu lantai. Ibu KG merupakan orang tua dari Bpk SW yang juga berperan sebagai seorang nenek bagi 2 orang cucu. Ibu SR merupakan kakak kandung dari bapak SW yang juga berperan sebagai bibi untuk kedua orang anak Bapak SW dan juga berperan sebagai kakak ipar dari Ibu SK.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti melakukan kegiatan persembahyangan di sore hari. Bila akan pulang terlambat harus memberitahu dulu kepada orang tua, pada malam hari tidak boleh berada di luar rumah diatas jam 22.00.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Respon keluarga sangat bangga bila ada anggota keluarga yang berhasil dan keluarga sangat sedih bila ada anggota keluarga yang meninggal, sakit atau kehilangan.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Bpk SW membiasakan anak-anaknya bermain dengan teman-teman tetangganya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Ibu SK mengatakan anak WD mengalami gastritis sejak 3 bulan yang lalu. Anak WD
mengatakan merasa mual dan terkadang sampai muntah jika terlambat makan. Terkadang juga anak WD sampai merasakan sakit pada perut bagian atas. Ibu SK mengatakan anak WD sangat senang makan makanan yang pedas dan asam. Keluarga bpk SW belum pernah memeriksakan anak WD ke pelayanan kesehatan terkait gastritis yang diderita anak WD. Anak Wd terkadang mengkonsumsi obat untuk gastritis yang dijual secara bebas dipasaran. Keluarga bapak SW mengatakan tidak mengetahui tentang penyebab gastritis, tanda dan gejala gastritis, serta bagaimana pengobatan gastritis. Pada saat pengkajian anak WD tampak mual, muntah dan wajah meringis menahan rasa sakit.
Menurut ibu SK, anggota keluarga Bpk SW khususnya pada anak WD dan TM terkadang tidur siang jam 14.00-15.30, tidur malam rata-rata jam 22.00 sampai jam 05.00 pagi. Kebiasaan makan keluarga sehari-hari nasi, lauk pauk , sayur dan buah kadang-kadang. Yang difikirkan ibu SK saat ini terkait biaya sekolah anak WD dan anak TM.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga
Stressor jangka pendek yang dirasakan ibu SK bersumber pada masalah keuangan keluarga seperti biaya sekolah anak WD dan anak TM yang masih sekolah di SMA dan SD. Tetapi kondisi ini tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari keluarga. Sedangkan stressor jangka panjang yang dialami ibu SK seperti cemas karena anak WD sakit.
2. Respon terhadap stressor
Upaya ibu SK dalam mengatasi stress biasanya dengan cara menghibur sendiri dengan aktif mengikuti arisan , pasrah dan memperbanyak berdoa dan saling komunikasi dengan keluarga yang lain. Hasil yang diperoleh ibu SK merasa sedikit terobati setelah berdoa dan sembahyang.
3. Strategi koping yang digunakan
Kalau tidak menemukan jalan keluar, baiasanya keluarga berkomunikasi dengan tetangga dan saudara-saudaranya untuk mengurangi beban yang dideritanya. Biasanya keluarga merasa nyaman setelah berkomunikasi dan curhat dengan tetangga yang mempunyai nasib yang sama.
4. Strategi adaptasi yang disfungsional
Dari hasil pengkajian, tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga dalam mengatasi masalah secara maladaptif.
H. HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang terjadi pada anak WD dan berharap tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan pada anak WD.
II. ANALISIS DATA
Analisis masalah keperawatan keluarga Bpk SW
NO DATA Diagnosis Keperawatan
1 DS : Keluarga mengatakan anak WD mengalami gastritis sejak 3 bulan yang lalu.
Anak WD mengatakan bila gastritisnya kambuh anak WD merasa mual dan terkadang sampai muntah dan juga merasakan nyeri pada bagian atas perut.
Keluarga mengatakan tidak pernah memeriksakan kondisi anak WD ke pelayanan kesehatan.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang penyebab, tanda gejala dan akibat serta pengobatan gastritis.
DO: Pada saat dilakukan pengkajian anak WD tampak mual dan muntah, wajah meringis dengan skala nyeri 3 dari rentang skala 1-10.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bpk SW khususnya anak WD berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gastritis sebagai akibat mual dan muntah.
Gangguan rasa nyaman, nyeri perut pada keluarga Bpk SW khususnya anak WD berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri perut sebagai akibat mukosa lambung yang teriritasi.
PENAPISAN MASALAH
1 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
KRITERIA NILAI SKOR PEMBENARAN
Sifat masalah: actual 3/3 x 1 1 Jika gastritis anak WD kambuh anak WD merasakan mual dan terkadang sampai muntah
Kemungkinan masalah untuk diubah : sebagian ½ x 2 1 Anak WD suka makan makanan yang pedas dan asam.
Potensi masalah dapat dicegah: cukup 2/3 x 1 2/3 Anak WD merasakan mual saat gastritisnya kambuh. Keluarga tidak tahu penyebab, akibat dan perawatan sehingga perlu pemberian informasi tentang perawatan gastritis
Menonjolnya masalah : masalah ada tapi tidak perlu segera ditangani ½ x 1 ½ Keluarga mengatakan belum pernah membawa dan memeriksakan kondisi anak WD ke pelayanan kesehatan.
TOTAL SKOR 3 1/6
2. Gangguan rasa nyaman, nyeri perut
KRITERIA NILAI SKOR PEMBENARAN
Sifat masalah: actual 3/3/x 1 1 Jika gastritis anak WD kambuh anak WD merasakan sakit pada perut bagian atas
Kemungkinan masalah untuk diubah : sebagian ½ x 2 1 Anak WD suka makan makanan yang pedas dan asam.
Potensi masalah dapat dicegah: cukup 2/3 x 1 2/3 Anak WD merasakan nyeri pada perut bagian atas saat gastritisnya kambuh. Keluarga tidak tahu penyebab, akibat dan perawatan sehingga perlu pemberian informasi tentang perawatan gastritis
Menonjolnya masalah : masalah tidak dirasakan 1/2 x 1 1/2 Keluarga mengatakan belum pernah membawa dan memeriksakan kondisi anak WD ke pelayanan kesehatan.
TOTAL SKOR 3 1/6
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bpk SW khususnya anak WD berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gastritis sebagai akibat mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman, nyeri perut pada keluarga Bpk SW khususnya anak WD berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri perut sebagai akibat mukosa lambung yang teriritasi.